Pages

Jumat, 28 September 2012

Mengapa si Cerewet suka berteman dengan si Pendiam?

California, Orang bisa berteman dengan siapa saja. Orang yang memiliki sifat cerewet dan terbuka (ekstrovert) misalnya suka berteman dengan orang pendiam dan pemalu (introvert). Mengapa si cerewet suka berteman dengan si pendiam?

Orang dengan kepribadian ekstrovert didefinisikan sebagai orang yang gampang bersosialisasi, ramah, aktif, tegas, energik, antusias, terbuka, impulsif, emosional, ekspresif, bertindak sebelum berpikir dan berpengalaman yang luas.

Sedangkan orang introvert didefinisikan sebagai pemalu, tidak mudah bersosialisasi, pendiam, tertutup, tenang, bijaksana, mudah konsentrasi, biasanya tidak memiliki banyak teman dan mengalami kesulitan dalam membuat hubungan baru.

Yang mengherankan, kebanyakan orang ekstrovert justru suka berteman dengan orang yang memiliki sifat berkebalikan denganya, yaitu introvert. Dan sebuah studi telah menemukan jawaban untuk hal tersebut.

Peneliti dari University of California, San Diego, menemukan bahwa orang yang menjalin sebuah pertemanan bisa terkait dengan gen tertentu. Keterkaitan gen ini memberikan penjelasan ilmiah tentang adanya suatu ikatan tertentu di antara teman.

Hasil studi menunjukkan bahwa orang yang membawa versi gen yang disebut CYP2A6 (terkait dengan kepribadian terbuka atau ekstrovert) cenderung berteman dengan orang yang tidak membawa gen tersebut alias introvert.

"Inilah yang membuat orang menjadi heterophily atau menyukai hal yang berbeda dengannya," jelas James Fowler, profesor genetika medis dan ilmu politik di University of California, San Diego, dilansir MSNBC, Rabu (19/1/2011).

Selain menyukai hal yang bertolak belakang, versi gen lain justru membuat orang menyukai hal yang sama dengannya (homophily). Ini ditunjukkan dengan penanda genetik tertentu yang disebut DRD2 (reseptor dopamin yang berhubungan dengan alkoholisme).

Orang dengan DRD2-positif cenderung berteman dengan orang lain dengan DRD2-positif. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki penanda genetik tersebut cenderung berteman dengan orang-orang yang juga memiliki DRD2-negatif.

Fowler percaya bahwa studi yang sedang berlangsung ini akan menunjukkan adanya biomekanisme yang berbeda, seperti indra penciuman yang mungkin juga ikut bermain dalam membentuk persahabatan.

Hasil studi ini telah diterbitkan dalam jurnal U.S. National Academy of Sciences, pada Senin kemarin.  
(mer/ir


Tidak ada komentar:

Posting Komentar