Pages

Kamis, 06 September 2012

Masih Santap Makanan dari Wadah Styrofoam?

      Sudah banyak tulisan, himbauan dan kampanye anti penggunaan styrofoam, namun gaungnya tak seluas penggunaan produk yang berbahan dasar styrene itu. Padahal, seperti disebutkan dalam berbagai laporan, styrene merupakan bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan (tercatat gejala-gejala dari yang ringan seperti iritasi kulit sampai gangguan syaraf, sakit kepala, dan depresi akibat styrene). Dalam hal penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan, ditemukan bahwa bahan yang juga sering disebut "gabus" itu dapat melepaskan zat kimia berbahaya ke arah makanan yang diwadahinya--apalagi kalau dipanaskan, seperti saat di dalam microwave.
      Ancaman kesehatan dari wadah styrofoam bahkan telah mendorong otoritas sekolah di distrik Los Angeles, Amerika Serikat, mengeluarkan larangan penggunaan wadah styrofoam di kantin sekolah.
Adalah dua setengah tahun lalu, saat para siswa program Environmental Studies Magnet di Sekolah Menengah Thomas Starr King, Silver Lake, ditugaskan membawa-bawa sampah mereka sendiri selama sepekan (ya, membawa-bawa sampah selama sepekan!) Para siswa lantas menyadari betapa sebagian besar sampah mereka adalah wadah-wadah sekali pakai, yang sebagian besar berbahan styrofoam. Kunjungan ke fasilitas daur ulang setelah itu membuat para siswa sadar bahwa wadah-wadah itu tidak didaur ulang. Pendaur ulang menolak styrofoam yang tidak bersih.
      Para siswa lalu menghitung jumlah wadah styrofoam yang mereka gunakan saat makan siang selama satu hari, dan mereka mendapati patung "Monster Styrofoam" setinggi 9 meter, berasal dari sekitar 1500 nampan styrofoam yang digunakan dalam sehari. Kenyataan itu cukup membuat shock para siswa, mendorong mereka menulis surat pada pejabat distrik dan anggota dewan sekolah, agar styrofoam dilarang penggunaannya di 900 sekolah di distrik tersebut. Himbauan para siswa ini mendapat dukungan penuh dari para orangtua, pemuka dan anggota masyarakat.
      Pejabat Dinas Pendidikan Los Angeles Dr. John Deasy menyatakan bangga dengan inisiatif para siswa ini, menekankan bahwa jiwa kepeloporan tidak hanya datang dari masyarakat dewasa, namun juga dari kalangan muda. Deasy juga menantang distrik lain untuk melakukan hal serupa yang mereka lakukan. Di sisi lain, sebuah rancangan undang-undang mulai diajukan untuk pelarangan penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan di seluruh negara bagian California.
      Saat ini, Styrofoam di sekolah-sekolah distrik tersebut digantikan dengan wadah kertas yang dapat terurai, juga nampan serat mikro, namun target siswa Sekolah Menengah King adalah penggunaan wadah yang dapat digunakan kembali. Problemnya, sekolah itu belum punya alat pencuci piring yang dapat membersihkan dan mensterilkan wadah-wadah yang selesai dipakai. Sementara menunggu alat pencuci piring tersedia, saat ini siswa sekolah tersebut tengah membuat proyek tentang penanganan sisa makanan di sekolah.
Aktivitas lingkungan yang dilakukan para siswa Sekolah Menengah King sungguh merupakan contoh nyata warga masyarakat yang menggunakan kekuatan dan kekuasaan mereka untuk melakukan perubahan. Nah, mampukah kita menirunya, menerapkannya di Indonesia? Mungkin ada yang ingin mendorong teman-temannya di sekolah melakukan hal serupa? ^___^ [Mizan.com]



sumber: http://annida-online.com/artikel-5948-masih-santap-makanan-dari-wadah-styrofoam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar